Suatu sore sekitar 10 tahun lalu, saya dan seorang teman mampir di sebuah masjid untuk sholat Ashar. Usai sholat mata kami tertuju ke sebuah warung es kelapa tidak jauh dari masjid. Kami pun mampir dan memesan.
Di sana terlihat seorang pria sedang duduk menikmati es kelapa. Sedang pemilik warung itu adalah sepasang suami-istri. Dari logatnya saya menduga mereka berasal dari Medan.
Tak lama, datanglah seorang bocah berusia kira-kira sekitar 7 tahun. Bocah itu mendekati kedua pemilik warung sambil cium tangan. Bocah itu mengenakan peci putih dan baju koko, sepertinya ia baru selesai mengaji.
Pria yang datang sebelum kami bertanya, "Ini anak bapak?"
Pertanyaan itu dibenarkan oleh penjual es kelapa.
Pria itu lalu menyapa si bocah, "Habis pulang ngaji ya, dek?"
Anak itu mengangguk.
"Ngajinya sudah sampai surat apa?", tanya pria tadi.
"Surat Al-Mulk," jawab anak itu singkat.
Mendengar jawaban bocah itu, saya dan teman mulai tertarik dan pasang telinga, karena anak usia 7 tahun sudah belajar ngaji surat al-Mulk, surat yang ke-67. Pada saat yang sama, saya lihat mimik bangga yang tersirat di wajah kedua orang tuanya yang berpofesi sebagai penjual es kelapa.
Pria tadi bertanya lagi, "Kamu hafal surat A-Mulk?"
Anak itu menjawab dengan anggukan.
"Boleh om test ya?", tanya pria tadi kepada sang bocah. Lagi-lagi si bocah menjawab dengan anggukan.
Pria itu lalu membaca penggalan awal ayat ke 16 dari surat Al-Mulk dan meminta bocah tersebut untuk melanjutkannya. Bocah itu membaca dengan fasih ayat ke-16 :
أَأَمِنتُم مَّن فِي السَّمَاءِ أَن يَخْسِفَ بِكُمُ الْأَرْضَ فَإِذَا هِيَ تَمُورُ
Saya dan teman mulai colek-colekan menikmati tontonan menakjubkan dan gratis ini. Terlihat kedua orangtuanya tidak hanya menikmati, namun ada gurat rasa bangga di wajah mereka.
"Subhanallah, boleh om minta kamu baca satu ayat lagi?!", pinta pria tadi.
Anak itu pun tanpa sungkan membaca ayat lanjutannya. Tatkala ayat ke-17 usai dibaca oleh sang bocah, maka kami semua bertasbih memuji Allah dengan suara yang lebih keras.
Pria itu pun mengeluarkan uang dari sakunya. Ia berujar, "Aku ingin memberi hadiah untukmu sebab kamu sudah hafal surat Al-Mulk."
Pria itu memberi selembar uang pecahan Rp 50.000 kepada si bocah dan ia pun langsung cengengesan kegirangan. Tak lama berselang, pria itu menambahkan pemberiannya. Kali ini ia berikan pecahan Rp 100.000. Dan bocah itupun bertambah girang.
"Kalau anaknya sudah hafal surat Al-Mulk, pasti kedua orangtuanya lebih banyak lagi hafalannya," ujar pria tadi kepada penjual kelapa.
"Hhhuuufff... Boro-boro hafal pak, baca Alquran saja kami berdua tidak bisa," jawab ayah si bocah.
"Insya Allah kalian berdua bisa masuk surga sebab anak kalian menghafal Alquran. Namun saat di surga, mungkin kepala kalian selalu menengadah ke atas, karena surga anak ini pasti jauh lebih tinggi kedudukannya di banding kalian. Bila kalian mau bersama-sama di surga, maka rajinlah membaca dan menghafal Alquran," pria itu menyudahi taushiyah singkatnya.
Kedua orangtua bocah tadi menganggukkan kepala tanda setuju.
Saya dan teman pun bangkit dari duduk untuk membayar es kelapa yang telah kami minum. Pria tadi berkata, "Maaf bapak-bapak, izinkan saya mentraktir kalian berdua. Saya amat bahagia sore ini."
Kami berdua saling pandang lalu kami mengangguk dan berterima kasih kepadanya.
"Berapa semua harga es kelapa ini, pak?", tanya pria tadi kepada bapak penjual.
"Tiga gelas Rp 30.000 saja", jawabnya.
"Wah.. ini luar biasa. Alhamdulillah, harga surat Al-Mulk lebih mahal dari es kelapa. Ini baru benar!", kata pria tadi.
Saya dan teman lalu berpamitan. Saat motor yang kami kendarai meninggalkan warung tadi, Allah SWT izinkan mata ini melihat sebuah pemandangan yang teramat indah. Di sana terlihat ibu-bapak penjual es kelapa tadi tengah membelai kepala anaknya yang telah hafal surat Al-Mulk.
Dalam hati tersirat makna bahwa anak itu telah membuat kedua orangtuanya bangga di hadapan makhluk saat di dunia. Saya yakin, anak itu pun akan membuat bangga kedua orangtuanya di akhirat di hadapan Allah Sang Khalik, sebab hafalan Alquran yang dimilikinya.
Saya pun berdoa dengan gumam dalam hati, "Ya Allah.. muliakanlah aku, keluargaku, dan orangtuaku dengan cahaya Alquran."
Segala puji bagi-Mu, ya Allah atas hadiah tontonan indah sore itu. (#𝓪𝓯_𝓶)