Teh manis panas dan kurma adalah tradisi buka puasaku. Kadang diselingi lontong dan bakwan, kadang pisang goreng, dan kadang kolak.
Teh serbuk itu sepet-nya pas. Dulu tetanggaku sering mengirimi teh ramuannya sendiri. Tehnya bikin rambut berdiri. Tapi kini tidak lagi. Ia sudah pindah rumah, pergi meninggalkan kami.
Seusai shalat tarawih, baru makan malam. Pepes ikan mas, kerupuk tenggiri, dan minumnya tetap teh manis panas. Ada juga tempe tahu dan sambal goreng. Di Eropa tidak ada. Hanya kita yang punya. Lidah Nusantara.
Kalau opor ayam tak perlu bikin sendiri. Cukup menunggu kiriman tetangga baik hati. Saatnya akan tiba. Optimis!
Wis.. Gitu aja.. #glek
Pas..menunya
BalasHapus