Senin, 20 Juni 2016

KULTUM Hari-1 :: MEMBACA AL-QUR`AN ::

Standard

KULTUM Hari-1

:: MEMBACA AL-QUR`AN ::

Salah satu ibadah yang sangat dianjurkan di bulan Ramadhan adalah membaca al-Qur’an. Nabi SAW memberikan "rangsangan" kepada mereka yang membaca al-Qur’an dengan pahala yang sangat luar biasa.

"Barang siapa membaca satu huruf dari al-Qur’an, maka baginya kebaikan, dan kebaikan itu sepuluh kali lipat. Yang aku maksud huruf itu bukan ‘ALIF LAM MIM’, tapi ALIF itu satu huruf, LAM itu satu huruf, dan MIM itu satu huruf".

Dengan kata lain, jika kita membaca “ALIF LAM MIM”, maka akan mendapatkan 30 kebaikan (3 huruf x 10 kebaikan).

Anda tahu berapa jumlah huruf pada surat al-Fatihah? Surat al-Fatihah, jika dimulai "Alhamdulillaahi Robbil 'aalamiin", terdiri dari 119 huruf. Artinya, jika kita membacanya, maka akan mendapatkan ganjaran 1.190 kebaikan (119 x 10).

Anda tahu berapa jumlah huruf pada surat al-Baqarah?!

Membacanya mungkin lebih baik daripada menghitung jumlah hurufnya.

Tidak ada suatu bacaan di dunia ini yang senantiasa dibaca setiap hari, jam, menit bahkan detik, selain al-Qur’an. Bukan saja dibaca oleh orang yang mengerti artinya, tapi dibaca juga oleh orang yang tidak mengerti artinya.

Tidak ada suatu bacaan di dunia ini, selain al-Qur'an, yang diatur cara membacanya, mana yang harus dibaca tebal, tipis, mana yang harus dipanjangkan, mana yang harus di “dengung”kan atau di “izhar”kan. Sehingga tercipta ilmu yang mengatur tata cara membacanya yang kita kenal sebagai “ilmu Tajwid”.

Tidak ada suatu bacaan di dunia ini, yang terdiri dari 30 juz, 114 surat, enam ribu sekian ayat, lebih dari 77.400 kata, dan lebih dari 323.000 huruf, yang sejak diturunkannya 14 abad yang lalu sampai sekarang, bahkan hingga hari kiamat nanti, yang berubah isinya walaupun hanya 1 huruf.

"Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya", tegas Allah SWT dalam QS. al-Hijr/15 ayat 9.

Sudah seberapa jauh kita, selaku muslim, membaca dan mengamalkan al-Qur’an dalam kehidupan kita sehari-hari?

Jika ada sebuah angket dibagikan kepada sebuah kampung yang mayoritas warganya muslim, di dalam angket itu ada 4 pertanyaan, maka dapat dipastikan jawaban mereka tidak akan mencapai bobot 100%.

Pertanyaan tersebut adalah:

1. Apakah di setiap rumah seorang muslim sudah terdapat al-Qur’an di dalamnya?

Dapat dipastikan jawabannya tidak akan mencapai bobot 100%, karena masih ada di rumah seorang muslim yang tidak memiliki al-Qur’an.

2. Apakah di setiap rumah seorang muslim yang sudah ada al-Qur’an, al-Qur’an itu senantiasa dibacanya?

Jawabannya pun tidak akan mencapai bobot 100%.

3. Apakah di setiap rumah seorang muslim yang sudah ada al-Qur’an di dalamnya dan senantiasa dibacanya, apakah dia sudah faham, minimal sebagaian besar, dari apa yang dibacanya?

Jawabannya pun dipastikan tidak akan mencapai bobot 100%.

4. Apakah di setiap rumah seorang muslim yang sudah ada al-Qur’an di dalamnya dan senantiasa dibacanya, dan sudah difahami sebagian besar kandungannya, apakah sudah diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari?

Sekali lagi, jawabannya tidak akan mencapai bobot 100%.

Banyak diantara kita mengaku muslim, mengaku bahwa kitab sucinya adalah al-Qur’an, mengaku bahwa al-Qur’an adalah pedoman hidupnya, tapi justru banyak juga diantara kita yang menjadikan al-Qur’an hanya sekedar penghias lemari buku di rumahnya. Begitu berat kita membaca al-Qur’an dan terjemahannya, tapi disisi lain, begitu ringan kita membaca buku-buku novel atau majalah. (Bukan bermaksud membandingkan al-Qur'an dengan buku-buku tersebut).

Saya pernah ditanya oleh seorang guru (Allaahummaghfir lahu) :

“Selama kalian hidup di dunia, sudah berapa kali menghatamkan al-Qur’an?”

Semua terdiam tidak memberikan jawaban, karena memang tidak ada satupun dari kami yang sudah pernah menghatamkan al-Qur’an. Padahal ketika itu kami duduk di kelas satu Aliyah/SMA. Saat itu usia kami rata-rata 17-18 tahun, tapi belum ada yang menghatamkan al-Qur’an! Sungguh ironis memang!

Sekarang, jika pertanyaan itu disampaikan kepada kita, saya sangat yakin ada diantara kita sampai saat ini yang belum pernah menghatamkan al-Qur’an. Tentunya dengan berbagai alasan, diantaranya SIBUK atau malas harus membawa-bawa al-Qur’an!

Mari kencangkan niat untuk senantiasa membaca al-Qur’an. Tanamkan moto dalam hati “Tidak ada hari tanpa membaca al-Qur’an”.

Buatlah target, misalnya: "Ramadhan ini saya harus khatam Al-Quran minimal 1x, atau mungkin khatam membaca terjemahannya, atau harus hapal surat Ar-Rahman dan Al-Waqi'ah, dan seterusnya". Sehingga ada peningkatan setiap kali Ramadhan.

Yang tidak sempet membaca al-Qur'an, bacalah ayat-ayat yang sudah di hapal.

Yang tidak bisa membaca al-Qur'an, ya belajar... sambil membaca terjemahannya.

Yang tidak punya al-Qur'an di rumahnya... Masya Allah.. hari gini belum punya al-Qur'an?! Sisihkan sebagian harta kita untuk memiliknya!

Apalagi di zaman sekarang, dimana al-Quran bisa kita bawa kemana-mana dalam genggaman HP kita. Rasanya tidak ada lagi alasan untuk tidak senantiasa membaca al-Quran.

"Di akhirat nanti al-Qur'an akan menjadi penolong bagi orang yang senantiasa membacanya semasa hidup di dunia", demikian sabda Rasul yang kita cintai.

Wallaahu a'lam...
____________
::

‪#af_m

0 komentar:

Posting Komentar

Thanks for your comment ^_^