Ringan karena pada dasarnya selalu ada dorongan ingin
berbuat baik dari setiap manusia.
Ringan karena dari setiap bantuan yang kita berikan, akan
mendatangkan ganjaran perasaan gembira lebih dari sekadar bantuan yang kita
keluarkan.
Itulah ganjaran yang bentuknya adalah perasaan bermakna.
Rasa bermakna adalah rasa yang amat dibutuhkan manusia karena mutlak
kedudukannya.
Itulah kenapa orang-orang yang merasa kehilangan makna itu
sering memilih mati ketimbang hidup. Karena hidup dan makna memang harus berada
dalam satu tarikan.
Kenapa menjadi ringan dalam menolong ada faktornya. Kenapa
berat menolong juga ada faktornya. Untuk yang ringan tidak akan aku bahas, tapi
kenapa menjadi berat? Itulah soal yang harus dipecahkan.
Berikut ini adalah keadaan yang membuat orang merasa berat
melakukan pertolongan:
Ketika kita sendiri sedang berada dalam kesulitan.
Sementara uang tinggal sebelanjaan, apa jadinya jika tetangga datang hendak
menghutang. Ini bukan soal mudah untuk dipecahkan. Tapi ini hanyalah perasan
berat kelas ringan. Karena bisa saja yang kita temui adalah kelas yang lebih
berat, yaitu kelas berat-sedang. Misalnya harus membantu seseorang mendapatkan
sesuatu yang kita sendiri sebetulnya menginginkannya.
Ini baru rasa berat tingkat menengah, sementara inilah
tingkat terberatnya, yaitu ketika kita harus menolong seseorang untuk mendapatkan
soal yang kita inginkan, kebetulan kita tidak menyukai pula orang yang
bersangkutan.
Ini sungguh keberatan bertumpuk. Menolong itu sendiri sudah
berat, tambah berat lagi ketika kita harus pula merelakan kehilangan sesuatu
yang kita inginkan, untuk diberikan kepada orang yang tidak kita sukai pula.
Dan sekali waktu, tiga rasa berat dalam menolong sesama ini
pasti akan kita alami.
Saran saya: PAKSALAH!!. Semakin berat faktor pemberatnya,
maka semakin tinggi daya paksanya. Dan jika anda sudah sanggup memaksakan diri,
sikap ini akan menjadi kebiasaan. Ketika sudah menjadi kebiasaan, rasakanlah
perubahan hidup anda.
_____________
#afm
Twitter: @azharulfuad