Rabu, 03 Juni 2015

"Apakah itu yang di tangan kananmu, hai Musa?"

Standard

Saat seseorang bertemu dengan orang terkenal: baik pejabat, artis idola atau orang yang sangat dikagumi, biasanya akan senang untuk ngobrol berlama-lama. Berfoto ria, kemudian diupload di Facebook atau Twiter, bila perlu fotonya di bingkai dan dipajang di dinding rumah.

Tak jarang, pertemuan itu diceritakan kepada banyak orang. "Eh, tadi gw ketemu si Fulan lho... Gw sempet foto bareng!". Dan itu menjadi kenangan yang sulit dilupakan.

Saat bertemu dengan idola, kita berusaha ngobrol berlama-lama dengannya. Kalaupun speechless, akhirnya apa pun diobrolin, dengan maksud agar bisa berlama-lama dengannya.

Nabi Musa as, pernah mengalami hal ini saat beliau "ngobrol" langsung dengan Allah. Sebenarnya kisah ini cukup panjang, saya hanya akan mengutip "speecless" nya nabi Musa as, saat beliau "ngobrol" langsung dengan Allah SWT.

Kisah ini ada dalam surat Thaahaa/20 dimulai dari ayat ke-9. Di saat Nabi Musa merasa "shock" karena kaget ada yang memanggil namanya di sebuah lembah suci "Thuwa", yang memerintahkannya untuk melepas sandal/sepatunya, dan berkata: "Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku", maka, untuk menghilangkan suasana "tegang" itu, Allah SWT bertanya:

وَمَا تِلْكَ بِيَمِيْنِكَ يَا مُوْسَى

"Apakah itu yang di tangan kananmu, hai Musa?" (QS. Thaha/20: 17)

Sebuah pertanyaan yang menyejukkan. Allah memanggil nama Nabi Musa di belakang, bukan di depan. Karena jika namanya disebut di depan, biasanya untuk perintah. "Ya Musa! Lepas sendalmu!, Ya Musa, sembahlah Aku!".

Dari ayat ini, kita bisa mencontoh saat bertanya kepada anak, misalnya:
"Mau kemana, Faiz?", "Sudah makan belum, Faiz?".

Berbeda jika kita menggunakan kalimat:
"Faiz! Mau kemana?", "Faiz! Sudah makan belum?".

Ada perbedaan kesan yang ditimbulkan, pertanyaan kasih sayang atau pertanyaan ketegasan.

Kembali ke kisah Nabi Musa as, saat beliau ditanya Allah, Nabi Musa as pun menjawab dengan banyak jawaban. Padahal Allah hanya bertanya satu pertanyaan: "Apakah itu yang di tangan kananmu, hai Musa?". Tapi apa jawab Nabi Musa as?. Beliau berkata:

قَالَ هِيَ عَصَايَ أَتَوَكَّأُ عَلَيْهَا وَأَهُشُّ بِهَا عَلَى غَنَمِي وَلِيَ فِيهَا مَآرِبُ أُخْرَى

Berkata Musa: "Ini adalah tongkatku, aku bertelekan padanya, dan aku pukul (daun) dengannya untuk kambingku, dan bagiku ada lagi keperluan yang lain padanya". (QS. Thaha/20: 18)

Sebuah jawaban yang berkesan speechless, Nabi Musa as berusaha untuk "ngobrol" berlama-lama dengan Allah. Maka, ia pun menceritakan tentang tongkatnya itu, hingga memukul daun untuk kambingnya pun beliau ceritakan.

Sebenarnya masih banyak yang bisa disampaikan tentang kisah ini. Tapi apa daya, kedua jempolku sudah pegel. Bacalah surat Thaha tentang kisah Nabi Musa as yang penuh makna ini.
__________


Twitter: @azharulfuad

0 komentar:

Posting Komentar

Thanks for your comment ^_^